JAKARTA--MI: Kementerian BUMN memastikan proses privatisasi PT Garuda Indonesia Airways dan PT Krakatau Steel tetap akan dilanjutkan tahun ini. Pasalnya, kedua perusahaan telah mendapat lampu hijau dari parlemen untuk melantai di bursa.
Hal ini diungkap Sekretaris Kementerian BUMN MUhammad Said Didu sat dihubungi Media Indonesia, Selasa (23/2). Menurutnya, dua BUMN tersebut telah memperoleh izin privatisasi dari DPR. Sehingga, keduanya tengah melakukan proses persiapan penawaran saham perdana publik (IPO) termasuk pemilihan lembaga pendukung IPO.
Proses untuk dua BUMN tersebut sudah selesai di parlemen. Jadi mereka tinggal menyelesaikan semua persiapan dan mengajukan pada pemerintah untuk diterbitkan PP-nya (peraturan pemerintah), jelas Didu.
Lebih jauh, Didu menjelaskan dalam proses pengajuan privatisasi setidaknya dibutuhkan persetujuan pemerintah dan DPR. Pengusulan dilakukan oleh direksi kepada pemerintah yakni Menteri BUMN. Dari pemerintah, usulan itu akan diajukan kepada komite privatisasi. Sesuai aturan usulan komite ini dibatasi pada 31 Januari tahun berjalan.
Dengan begitu, Didu memastikan proses privatisasi BUMN yang belum keluar dari komite privatisasi sebelum 31 Januari akan dibatalkan. Usulan itu baru bisa kembali diproses pada tahun berikutnya. Sedangkan, untuk BUMN yang telah mendapat izin dari komite privatisasi bisa tetap dilakukan.
Jadi proses dengan DPR dan juga persiapan bisa tetap dilakukan di tahun ini. Sedangkan, untuk yang sudah mendapat izin dari DPR yakni Garuda dan KS mereka tinggal menyelesaikan semua persiapan untuk dikeluarkan PP, tutur Didu.
Sebelumnya, Kementerian berrencana mengusulkan privatisasi untuk beberapa BUMN. Perusahaan pelat merah yang telah diusulkan diantaranya BUMN perkebunan. Sayangnya, Didu tidak menyebutkan BUMN mana yang telah mendapat izin komite privatisasi dan masuk agenda pembahasan dengan DPR. Tahun ini Kementerian telah menyelesaikan privatisasi dua BUMN yakni PT Bank Tabungan Negara Tbk, dan PT Pembangunan Perumahan Tbk. (Toh/OL-7)
Sumber: Media Indonesia Online
http://www.mediaindonesia.com/read/2010/02/23/125215
/19/2/-IPO-Garuda-dan-KS-Tinggal-Tunggu-PP
Hal ini diungkap Sekretaris Kementerian BUMN MUhammad Said Didu sat dihubungi Media Indonesia, Selasa (23/2). Menurutnya, dua BUMN tersebut telah memperoleh izin privatisasi dari DPR. Sehingga, keduanya tengah melakukan proses persiapan penawaran saham perdana publik (IPO) termasuk pemilihan lembaga pendukung IPO.
Proses untuk dua BUMN tersebut sudah selesai di parlemen. Jadi mereka tinggal menyelesaikan semua persiapan dan mengajukan pada pemerintah untuk diterbitkan PP-nya (peraturan pemerintah), jelas Didu.
Lebih jauh, Didu menjelaskan dalam proses pengajuan privatisasi setidaknya dibutuhkan persetujuan pemerintah dan DPR. Pengusulan dilakukan oleh direksi kepada pemerintah yakni Menteri BUMN. Dari pemerintah, usulan itu akan diajukan kepada komite privatisasi. Sesuai aturan usulan komite ini dibatasi pada 31 Januari tahun berjalan.
Dengan begitu, Didu memastikan proses privatisasi BUMN yang belum keluar dari komite privatisasi sebelum 31 Januari akan dibatalkan. Usulan itu baru bisa kembali diproses pada tahun berikutnya. Sedangkan, untuk BUMN yang telah mendapat izin dari komite privatisasi bisa tetap dilakukan.
Jadi proses dengan DPR dan juga persiapan bisa tetap dilakukan di tahun ini. Sedangkan, untuk yang sudah mendapat izin dari DPR yakni Garuda dan KS mereka tinggal menyelesaikan semua persiapan untuk dikeluarkan PP, tutur Didu.
Sebelumnya, Kementerian berrencana mengusulkan privatisasi untuk beberapa BUMN. Perusahaan pelat merah yang telah diusulkan diantaranya BUMN perkebunan. Sayangnya, Didu tidak menyebutkan BUMN mana yang telah mendapat izin komite privatisasi dan masuk agenda pembahasan dengan DPR. Tahun ini Kementerian telah menyelesaikan privatisasi dua BUMN yakni PT Bank Tabungan Negara Tbk, dan PT Pembangunan Perumahan Tbk. (Toh/OL-7)
Sumber: Media Indonesia Online
http://www.mediaindonesia.com/read/2010/02/23/125215
/19/2/-IPO-Garuda-dan-KS-Tinggal-Tunggu-PP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar