Menhub Freddy Numberi menyatakan Indonesia hanya membuka lima bandara internasional untuk masuk dalam program liberalisasi penerbangan Asean (Asean open sky) pada 2015. Di Indonesia ada 26 bandara terbuka Asean open sky. Dalam hal itu, kita akan buka lima bandara saja, katanya dalam konferensi pers di sela-sela Rapat Umum Anggota (RUA) Indonesia National Air Carriers Association (INACA), hari ini.
Menhub menyatakan kelima bandara itu adalah Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, Ngurah Rai Bali, Juanda Surabaya, Polonia Medan, dan Hasanuddin Makassar.
Menhub menegaskan Indonesia menginginkan maskapai penerbangan Tanah Air memperoleh manfaat yang sama seperti yang diperoleh maskapai Asean lain jika Asean open sky diberlakukan.
Misalnya, Singapura hanya satu bandara, kalau dia [Singaura] bisa masuk semua ke Indonesia senang sekali. Makanya kami batasi, ucap Freddy.
Indonesia telah meminta waktu menunda penandatanganan Asean open sky untuk mempersiapkan bandara dan operator penerbangan di dalam negeri.
Menurut Freddy, Indonesia menyampaikan permintaan penundaan minimal 6 bulan. Menhub menjelaskan alasan penundaan itu untuk mendahulukan kepentingan nasional sebagai implementasi UU No.1/2009 tentang Penerbangan.
Freddy meminta maskapai nasional tidak terlalu menyimpan kekhawatiran berlebih terkait penerapan liberalisasi penerbangan Asean.
Indonesia hanya akan memberikan izin maskapai asing Asean menerbangi rute regional menuju lima bandara yang disiapkan pemerintah dari luar negeri secara searah (point to point) ke bandara asal mereka.
Menhub menyatakan kelima bandara itu adalah Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, Ngurah Rai Bali, Juanda Surabaya, Polonia Medan, dan Hasanuddin Makassar.
Menhub menegaskan Indonesia menginginkan maskapai penerbangan Tanah Air memperoleh manfaat yang sama seperti yang diperoleh maskapai Asean lain jika Asean open sky diberlakukan.
Misalnya, Singapura hanya satu bandara, kalau dia [Singaura] bisa masuk semua ke Indonesia senang sekali. Makanya kami batasi, ucap Freddy.
Indonesia telah meminta waktu menunda penandatanganan Asean open sky untuk mempersiapkan bandara dan operator penerbangan di dalam negeri.
Menurut Freddy, Indonesia menyampaikan permintaan penundaan minimal 6 bulan. Menhub menjelaskan alasan penundaan itu untuk mendahulukan kepentingan nasional sebagai implementasi UU No.1/2009 tentang Penerbangan.
Freddy meminta maskapai nasional tidak terlalu menyimpan kekhawatiran berlebih terkait penerapan liberalisasi penerbangan Asean.
Indonesia hanya akan memberikan izin maskapai asing Asean menerbangi rute regional menuju lima bandara yang disiapkan pemerintah dari luar negeri secara searah (point to point) ke bandara asal mereka.
( Bisnis Indonesia )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar