Anda pernah mendengar program liburan ke luar angkasa? Inilah sang pemrakarsanya. Meski tergolong sukses, dia tetap menyisihkan waktu untuk hal-hal yang bersentuhan dengan masalah kemanusiaan.
Ketika para pengusaha terkenal di dunia sedang sibuk mengeksplorasi bumi dan isinya untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya, langkah yang berbeda malah dilakukan pengusaha Inggris, Richard Charles Nicholas Branson. Melalui salah satu anak perusahaannya Virgin Galatic, entrepreuner ini tengah mengembangkan usaha di bidang wisata ke luar angkasa.“Jangan cuma duduk di belakang meja. Bergerak. Cari sesuatu yang membuat Anda tertarik. Lakukan bisnis dengan penuh passion, percaya pada indera keenam buang buku teks anda,” ujarnya memberi saran.
Branson adalah seorang pengusaha legendaris asal Inggris. Ia merupakan pemilikVirgin Company, perusahaan raksasa yang memiliki berbagai usaha mulai dari megastore music international Virgin Megastore, perusahaan keuangan Virgin Money, retail, internet, minuman, kereta api, maskapai penerbangan, hotel, dan tempat pelancongan dengan sekitar lebih dari 300 perusahaan di 30 negara.
Branson terus mencari peluang usaha dan wawasan yang baru, seperti mengeksplorasi luar angkasa. Ia memang seorang yang senang tantangan, apalagi jika tengah memasuki pasar yang sudah didominasi oleh pemain besar.
Tak salah bila Majalah Forbes pernah menempatkan Branson pada posisi peringkat ke-212 dalam daftar orang terkaya di dunia dengan jumlah kekayaan mencapai Rp 36 trilliun ini. Namun, ia juga dikenal sebagai seorang philanthropist atau seseorang yang rajin menyumbangkan waktu, uang, dan tenaganya untuk menolong orang lain. Ia tak segan-segan untuk berbagi ilmu mengenai rahasia kesuksesannya.
Prestasi putra dari pengacara Edward James Branson ini di bidang akademis memang tak terlalu baik. Mungkin itu sebabnya, sejak awal dia tidak tertarik ke pendidikan formal. Dia merasa pendidikan formal bukan tempat bergantung masa depannya. Branson lebih menonjol di bidang olahraga, terutama olahraga renang. Branson yang kini berusia 60 tahun, memulai usahanya sejak berusia 15 tahun dengan meluncurkan sebuah majalah pelajar.
Ketika belum lulus sekolah, pada tahun 1970 Branson sudah membuka usaha jasa pengiriman rekaman sesuai permintaan pelanggan bersama rekannya, Nik Powell. Enterpreuner, kata Branson, sebaiknya memang dimulai ketika usia masih muda. Alasannya? “Ketika muda, tidak ada utang, tidak ada pacar, dan kalau gagal bisa mencoba terus,” katanya memberi alasan yang logis.
Langkahnya sebagai pengusaha dimulai pada 1972 ketika ia membuka toko kaset di Jalan Oxford di Kota London. Usaha yang dijalaninya itu mulai menunjukkan tanda-tanda cerah setelah Branson membuat perusahaan rekaman Virgin Record pada tahun yang sama. Setahun berikutnya, dari rekaman seorang artis yang memainkan musik instrumental Mike Oldfield, ia menangguk sejumlah keuntungan.
Virgin meluaskan jaringannya dengan mengontrak grup musik legendaris dunia, seperti Genesis, The Sex Pistols, dan The Rolling Stone. 20 tahun kemudian, Virgin Records dibeli perusahaan THORN EMI dengan harga 1 miliar dollar AS. Meski demikian, Branson tak pernah keluar dari industri rekaman musik. Pada 1996, ia memulai membangun perusahaan rekaman V2 dan mendapatkan musisi yang tetap, seperti Tom Jones, Streophonics, dan Powder Finger.
Dalam menjalankan bisnis, baik berupa produk maupun jasa berlabel Virgin, Branson melakukannya dengan penuh perhatian dan foku. Ia juga mengawasi sejumlah usaha yang jangkauannya berada di luar Inggris, seperti di Amerika Serikat, Kanada, Australia, Benua Asia, Eropa, dan Afrika Selatan. Khusus untuk negara yang terakhir, usaha yang dijalankan Branson ini juga didasari pada kekagumannya terhadap pemimpin kulit hitam, Nelson Mandela.
Rekor Dunia
Branson juga dikenal karena hasratnya untuk mengisi kehidupan dengan berbagai hal. Ia kerap melakukan kegiatan yang memacu adrenalin, seperti mencoba memecahkan rekor dunia dengan kecepatan dalam mengendarai kapal dan balon udara.
“Sering saya terbangun di pagi hari dan merasa baru saja mengalami mimpi yang hebat. Padahal, saya hanya bermimpi mengenai hidup saya sendiri,” ungkapnya seperti dilansir suara pembaruan.
Branson juga dikenal peduli terhadap masalah-masalah lingkungan. Ia misalnya, melakukan kebijakan dalam menjalankan pesawat-pesawat Boeing 747 jumbo milik maskapai Virgin Atlantics dengan bahan bakar biofuel. Pada 1999, ia mendapat gelar kebangsawanan “Sir” dari pihak Kerajaan Inggris karena kontribusinya sebagai seorang entrepreneur.
Branson juga pernah bertatap muka dengan ratusan pengusaha Indonesia pada September 2010 di Jakarta. Branson berbagi kiat sukses kepada para pebisnis Indonesia. Pada acara bertema Transformation through Innovation tersebut, Branson membagikan pengetahuan dan pandangannya terhadap proses transformasi melalui inovasi yang dapat mendongkrak sukses suatu perusahaan. “Saya sangat senang belajar hal-hal baru dan sangat menyenangkan jika kita mempunyai mimpi dan mewujudkan mimpi tersebut,” ujarnya.
Branson mengupas semua permasalahan yang terkait dengan rahasia di balik kesuksesan yang telah dicapainya saat ini dalam kaitannya dengan transformasi melalui inovasi.
“Perjalanan bisnis yang saya lakukan tidak mengikuti pakem-pakem ataupun teori yang ada dalam buku-buku ekonomi. Filosofi bisnis saya mungkin terdengar aneh,” katanya. Namun, Branson telah membuktikannya dengan kesuksesan yang dia raih.
Salah satu peserta kuliah umum yang hadir menanyakan jika perusahaan yang dijalankan oleh Branson tengah mengalami masalah, apakah Branson akan menyelesaikan masalah dengan menggunakan ilmu-ilmu bisnis atau dengan insting? “Saya menggunakan insting untuk menyelesaikan permasalahan,” ujarnya.
“Untuk menjadi pengusaha sukses, segala sesuatunya harus datang dari hati, serta memiliki semangat untuk melakukannya bersama para karyawan menghadapi tantangan yang ada. Selain itu ikuti mimpi dan buatlah perbedaan,” kata Branson.
Cerita di Balik Maskapai
Apa yang akan Anda lakukan jika penerbangan Anda secara mendadak dibatalkan, padahal Anda sudah berada di bandara dan tidak ada penerbangan lain menuju ke kota tujuan Anda pada hari itu?
Mungkin, setelah marah-marah kepada staf maskapai penerbangan yang bersangkutan, Anda akan langsung pulang ke rumah atau menginap di hotel untuk menunggu penerbangan pada hari berikutnya. Anda juga akan menelepon keluarga atau sejawat di kota tujuan, memberitahukan bahwa kedatangan Anda tertunda selama satu hari.
Namun, bukan itu yang dilakukan seorang Richard Branson muda. Empat puluh tahun lalu, Branson pernah mengalami kejadian serupa. Ia sudah berada di bandara Puerto Rico, hendak menuju ke Virgin Islands. Tiba-tiba, ada pemberitahuan bahwa penerbangan tersebut dibatalkan. Padahal, penerbangan itu adalah penerbangan satu-satunya menuju Virgin Islands pada hari tersebut.
Bukannya marah-marah, Branson malah segera menuju ke tempat penyewaan pesawat yang ada di dekat situ dan menanyakan biayanya. Setelah itu, ia menghitung sebentar, lalu meminjam papan tulis dan menuliskan “Kursi ke Virgin Islands, 39 dollar US” tulisnya seperti dilansir swa.
Dengan membawa papan tulis tersebut, Branson kembali ke tempat tunggu para penumpang yang sama-sama dibatalkan penerbangannya tadi. Tak pelak, tawaran dari Branson ini pun menarik minat banyak orang. Akhirnya, biaya penyewaan pesawat bisa tertutupi, dan Branson pun bisa berada di Virgin Islands tepat pada waktunya. Pengalaman ini pulalah yang di kemudian hari menginspirasi Branson untuk mendirikan maskapai penerbangan Virgin Air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar